Wednesday, 15 October 2014

BK Keluarga :D

        Menikah adalah salah satu momen terpenting dalam kehidupan seorang manusia setelah kelahiran dan kematian. Pintu masuk atau gerbang menuju hidup bersama dalam rumah tangga itulah fungsi pernikahan. Untuk itu, menikah harus dipersiapkan secara matang dan terencana. Persiapan harus dilakukan secara komprehensif dan jauh-jauh hari sebelumnya.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh mereka yang akan menikah. Diantaranya yaitu :

PERSIAPAN ILMU
    Semua perbuatan harus dilandasi oleh pengetahuan alias ilmu. Pengetahuan yang diperlukan oleh orang yang akan menikah adalah hukum pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, cara mengelola rumah tangga, dan lain sebagainya. Bahkan ilmu tentang mengelola keuangan keluarga atau memasak seharusnya dipelajari sebelum seorang perempuan menikah.
Waktu kuliah dulu, saya belajar tentang ilmu pernikahan dengan ikut seminar, diskusi, baca buku, dengerin kaset dan ngobrol-ngobrol sama orang yang sudah menikah. Bukan hanya teori tapi tips praktis juga bisa kita dapatkan. Bahkan motivasi untuk menikah pun akan semakin meningkat seiring dengan semakin seringnya kita belajar.
Banyak permasalahan yang timbul setelah pernikahan hanya karena kurangnya ilmu dan pemahaman dari suami istri. Untuk itu, persiapan ilmu ini mutlak dilakukan oleh semua anak muda.

PERSIAPAN MENTAL
    Sebelum dan sesudah menikah adalah dua kondisi yang sangat jauh berbeda. Dulu hidup sendiri, mau pergi kesana kemari tidak perlu izin istri. Setelah menikah hal itu tidak bisa dilakukan lagi. Dulu gaji bisa digunakan sesuka hati, sekarang harus dikelola untuk kepentingan bersama. Hidup kita tidak akan sama setelah menikah. Mental untuk hidup bersama harus dipersiapkan.
Sepasang suami istri bukanlah anak kembar yang punya sifat, kebiasaan dan kematangan emosi yang sama. Anak kembar aja gak bisa sama persis kan? Apalagi suami istri yang berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Persiapan untuk bisa saling memahami, saling berbagi, saling mengisi dan bertoleransi harus dimiliki sejak dini. Suami atau istri jangan egois dan selalu ingin menang sendiri. Mereka harus siap untuk bekerja sama mengayuh biduk rumah tangga. Caranya yaitu dengan sebanyak mungkin berinteraksi dengan banyak orang dan belajar menjadi pemimpin.
Kalau saya melakukannya dengan cara aktif di organisasi. Dengan begitu, saya sering bekerjasama dengan banyak orang yang memiliki karakter yang berbeda. Saya jadi lebih memahami cara berfikir dan bersikap seorang wanita. Hal ini memudahkan mental saya untuk hidup bersama dalam perbedaan dan berani bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.

PERSIAPAN FISIK
     Jangan menganggap sepele persiapan fisik ini. Bukan dari sisi penampilan saja yang harus terjaga tapi yang lebih penting adalah kesehatan. Setelah menikah, kita harus bertanggung jawab untuk mengelola rumah tangga yang mandiri terlepas dari orang tua. Suami dan istri harus berbagi peran dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Fisik yang sehat sangat dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, mencuci, bersih-bersih dan lain-lain. Selain itu, faktor kesehatan juga sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Jika ada penyakit-penyakit yang mungkin bisa merusak keharmonisan, lebih baik sebelum menikah sudah dikonsultasikan ke dokter. Terapi atau pengobatan harus segera dilakukan. Jagalah kesehatan dari usia muda. Hindarilah makanan dan minuman yang bisa merusak tubuh anda. Tidur dan berolahragalah secara teratur. Bila ada gangguan kesehatan, segera diatasi.

PERSIAPAN KEWANGAN
    Uang bukan segalanya tapi segalanya perlu uang. Menikah dan setelah menikah memang perlu uang. Itu sudah pasti tapi jangan dijadikan hambatan untuk melangkah. Uang itu besar kecilnya, cukup tidaknya sangat tergantung kepada kita sendiri. Tidak ada standar berapa biaya yang harus disiapkan untuk menikah. Minimal kita harus menyiapkan biaya untuk yang wajibnya saja. Biaya penghulu, mahar atau mas kawin dan biaya lain untuk akad nikah. Untuk resepsi tergantung kesepakatan kedua keluarga. Sesuaikanlah anggaran pernikahan dengan kemampuan. Jangan terlalu memaksakan diri.

Tuesday, 7 October 2014

Self Limiting Belief

Nama : Muhammad Nabil Fatihin Bin Mohd Nasir
M/K : Psikoterapi


1. Saya seorang yang mudah terasa

Saya ini punya ramai teman-teman dan sering bersama teman dalam apa jua kondisi termasuk dalam mengerjakan apa jua kerjaan... , saya ini tidak suka sama sekali pada percakapan yang kasar dan keras... , saya dari kecil keluarga saya tidak ajar saya untuk bercakap kasar.... , apabila semakin meningkat dewasa ini... , saya bertemu orang bercakap kasar ,kalau bagi saya... , saya mudah terasa bila perlakukan dengan percakapan kasar..

Cara mengatasi masalah ini , saya mengambil tindakan dengan kurangkan percakapan saya dan banyak untuk diamkan diri dari apa pun... , karena mungkin ini sahaja jalan yang terbaik bagi saya... , lebih baik saya diamkan diri dari semua benda dan lihat sahaja.


2 . Saya seorang yang panas baran

Saya ini punya sifat seperti bapak saya,... , yaitu cepat kali meletus @ marah gitu , saya gampang kali marah walaupun pada hal yang kecil... , saya tidak suka pada perkara yang membodohkan dan buang masa atau sesiapa yang menggangu urusan peribadi saya.

Cara mengatasi masalah ini , saya mengambil tindakan dengan banyak diamkan diri dan tidak banyak bercakap , kalau ada sebarang masalah saya cuba diamkan diri dan pikir dengan banyak.. apa tindakan saya dan banyak mengaji.

3 . Saya mudah terlupa dari banyak hal

Saya ini bila banyak pekerjaan... , saya mudah kali lupa apa yang sepatutnya saya lakukan... , kadang-kadang sampai sudah saat terakhir baru terpikir untuk lakukan kerjaan itu , mungkin saya ini terlalu pikir pada perkara yang tidak sepatutnya saya pikir dan membuangkan masa. 

Cara mengatasi masalah ini , saya mengambil tindakan dengan mencatat apa sahaja semua perkara yang saya harus lakukan dan di simpan di HP atau small memo di samping katil saya , supaya saya lebih mudah ingat semua kerja saya .